Gempa Megathrust 8,7 Skala Richter Berpotensi Guncang Jakarta
Indonesia terletak di zona pertemuan lempeng tektonik aktif, maka Indonesia menjadi wilayah yang rawan gempabumi.
Zona tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia, yang menunjam masuk ke bawah Pulau Jawa disebut sebagai zona megathrust, dan proses penunjaman lempeng tersebut masih terjadi dengan laju 60-70 mm per tahun.
Menurut analisis para pakar gempabumi, gerakan penunjaman lempeng tersebut memungkinkan dapat mengakibatkan gempa megathrust dengan kekuatan/magnitudo maksimum yang diperkirakan dapat mencapai M 8,7.
Saat ini terjadi peningkatan Megathrust di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Selat Sunda. Namun sejumlah ilmuwan khawatir dengan Megathrust yang terjadi di wilayah Selat Sunda.
Tanah yang ada di Jakarta merupakan tanah endapan yang dapat menimbulkan besaran amplitudo sangat dahsyat ketika terjadi gempa bumi. Hal tersebut bisa menimbulkan kerusakan sangat parah terjadi di Ibukota.
Sedimen tanah jakarta adalah tanah lunak atau endapan rawa yang apabila mengalami guncangan gempa akan terjadi getaran cukup kuat.Jakarta dikepung patahan-patahan aktif dan jika terjadi gempa, kekuatanya sangat dahsyat.
Pemerintah melalui Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen) dan didukung para pakar gempa telah menerbitkan buku Peta Sumber dan Bahaya Gempabumi Indonesia Tahun 2017 upaya dan mitigasi gempa di Indonesia.
Hal itu sebagai dasar mitigasi agar dampak gempa bisa diminimalisasi. Ikatan Alumni Akademi Meteorologi dan Geofisika (IKAMEGA) berinisiatif menyelenggarakan diskusi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk menyiapkan langkah-langkah mitigasi.
“Meski para ahli mampu menghitung perkiraan Magnitudo maksimum gempa di zona megathrust, akan tetapi teknologi saat ini belum mampu memprediksi dgn tepat, apalagi memastikan kapan terjadinya gempa megathrust tersebut.Kita pun belum mampu memastikan apakah gempa megathrust M8,7 akan benar-benar terjadi, kapan, di mana, dan berapa kekuatannya? Maka dalam ketidakpastian tersebut, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi yang tepat, menyiapkan langkah-langkah kongkrit yang perlu segera dilakukan untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa seandainya gempa benar-benar terjadi, khususnya dengan cara menyiapkan kesiapan masyarakat maupun inftrastrukturnya,” tutup BMKG dalam rilis itu.
Guru Besar Teknik Sipil ITS Surabaya, Tavio, dan pakar dinamika struktur bangunan yang juga Guru Besar Fakultas Teknik UGM, Henricus Priyo Sulistyo, mengingatkan agar pemerintah melakukan penilaian ulang soal konstruksi tahan gempa pada bangunan pencakar langit lama atau yang berusia lebih dari 10 tahun.
Selain itu, pemerintah juga mesti memperketat pengawasan untuk memastikan bahwa bangunan baru telah dibuat sesuai standar ketahanan gempa. Hal ini perlu segera dilakukan untuk mengantisipasi jatuhnya banyak korban jiwa akibat runtuhnya gedung bertingkat saat terjadi gempa bumi.
Sumber :
@www.koran-jakarta.com/perlu-mitigasi-antisipasi-gempa-megathrust/
@news.trubus.id/post/siapkah-jakarta-menghadapi-gempa-bumi-megathrust-m-87-7617
@www.bmkg.go.id/press-release/?p=penjelasan-singkat-terkait-sarasehan-ikamega-gempabumi-megathrust-magnitudo-8-7-siapkah-jakarta&tag=press-release&lang=ID