![]() |
Ilustrasi Berhutang |
Indonesia saat ini memang masih belum bisa lepas dari jeratan hutang luar negri.Hutang ini disebabkan berbagai faktor mulai dari penerimaan negara yang tidak sebanding dengan pengeluaran negara.Pembangunan infrastruktur juga menymbangkan utang luar negri bagi Indonesia.
Hutang luar negri Indonesia meningkat tiap tahunnya.Dilansir dari laman bi.go.id (15/01/2018) Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir November 2017 tercatat sebesar USD347,3 miliar atau sekitar Rp 4.636,455 triliun tumbuh 9,1% (yoy). Berdasarkan kelompok peminjam, posisi ULN sektor swasta dan sektor publik masing-masing mengalami peningkatan. Posisi ULN sektor swasta pada November 2017 tercatat sebesar USD170,6 miliar atau tumbuh 4,2% (yoy), lebih tinggi dari 1,3% (yoy) pada bulan sebelumnya. Sementara itu, posisi ULN sektor publik tercatat sebesar USD176,6 miliar pada periode yang sama atau tumbuh 14,3% (yoy), meningkat dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 8,4% (yoy).
Menurut Mentri Keuangan Sri Mulyani dalam kuliah umumnya di Kampus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Tangerang Selatan, Senin (17/4/2017)."Dengan jumlah rasio utang Indonesia saat ini sebesar 27% dari Gross Domestic Product (GDP) yang sekitar Rp 13.000 triliun, maka setiap masyarakat di Indonesia memiliki utang sebesar US$ 997 per kepala (Rp 13 juta)".
"Kalau kita lihat, Rasio utang kita memang cukup tinggi, tapi tidak tinggi-tinggi amat dibandingkan dengan negara lain, kalau dihitung itu dari hampir 260 juta penduduk, kira-kira utang kita US$ 997 AS per kepala," kata Sri Mulyani."Kalau anda jadi orang Amerika Serikat, di sana setiap kepala menanggung utang US$ 62.000. Sedangkan kalau di Jepang sebesar US $85.000 per kepala," terang Ibu Mentri itu.
Jadi setiap Warga Indonesia menanggung hutang sebesar Rp 13 juta sama seperti harga motor matic.
Sumber :
@www.bi.go.id/id/ruang-media/info-terbaru/Pages/Utang-Luar-Negeri-Indonesia-Januari-2018-Tetap-Terkendali.aspx